Hipermetropia (rabun dekat) merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup kuat dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina. Kelainan ini menyebar merata di berbagai geografis, etnis, usia dan jenis kelamin.
Keluhan yang timbul bagi penderita Hipermetropia (rabun dekat) berupa:
Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan untuk memastikan terjadinya hipermetropia adalah:
Penyakit ini harus dikoreksi dengan bantuan kaca mata. Karena jika tidak, maka mata akan berakomodasi terus menerus dan menyebabkan komplikasi.
Silakan lihat 20 Jenis Penyakit Mata yang Harus Diwaspadai untuk mengetahui jenis penyakit mata lainnya. Anda juga dapat melakukan Tes Buta Warna Online pada blog ini.
Keluhan yang timbul bagi penderita Hipermetropia (rabun dekat) berupa:
- Penglihatan kurang jelas untuk objek yang dekat.
- Sakit kepala terutama daerah frontal dan makin kuat pada penggunaan mata yang lama dan membaca dekat. Penglihatan tidak enak (asthenopia akomodatif = eye strain) terutama bila melihat pada jarak yang tetap dan diperlukan penglihatan jelas pada jangka waktu yang lama, misalnya menonton TV dan lain-lain.
- Mata sensitif terhadap sinar.
- Spasme akomodasi yang dapat menimbulkan pseudomiopia. Mata juling dapat terjadi karena akomodasi yang berlebihan akan diikuti konvergensi yang berlebihan pula.
Pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan untuk memastikan terjadinya hipermetropia adalah:
- Pemeriksaan visus dengan Snellen Chart
- Pemeriksaan refraksi dengan trial lens dan trial frame
Penyakit ini harus dikoreksi dengan bantuan kaca mata. Karena jika tidak, maka mata akan berakomodasi terus menerus dan menyebabkan komplikasi.
Silakan lihat 20 Jenis Penyakit Mata yang Harus Diwaspadai untuk mengetahui jenis penyakit mata lainnya. Anda juga dapat melakukan Tes Buta Warna Online pada blog ini.