Imunisasi merupakan langkah penting dalam melindungi anak dari penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Sayangnya, di Banggai Laut, cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) masih berada di angka 67,9%, jauh di bawah target nasional sebesar 90%. Hal ini menunjukkan masih adanya tantangan dalam mencapai cakupan imunisasi yang optimal.
![]() |
Analisa Regresi Logistik faktor yang berpengaruh terhadap Perilaku Ibu dalam pemberian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) |
Penelitian terbaru kami menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam memberikan imunisasi dasar lengkap kepada bayi usia 12–23 bulan di Banggai Laut. Hasilnya mengungkapkan berbagai aspek yang berperan dalam keberhasilan imunisasi dasar bagi anak di Banggai Laut.
Apa Saja Faktor yang Berpengaruh?
Penelitian ini melibatkan 321 ibu yang dipilih secara acak dengan metode cluster random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur dan dianalisis menggunakan uji Chi-Square serta regresi logistik. Hasilnya menunjukkan bahwa beberapa faktor memiliki pengaruh signifikan terhadap cakupan imunisasi dasar lengkap:
1. Pengetahuan Ibu
Ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang imunisasi cenderung lebih besar kemungkinan memberikan imunisasi lengkap pada anaknya (p<0,000; OR=3,2). Pengetahuan ibu mencakup pemahaman tentang manfaat imunisasi, jadwal vaksinasi, risiko penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin, serta efek samping yang mungkin terjadi. Ibu yang mendapatkan informasi akurat dari tenaga kesehatan, media, dan pengalaman pribadi lebih cenderung menyadari pentingnya imunisasi dan melengkapinya sesuai jadwal. Program edukasi yang efektif dapat membantu meningkatkan pengetahuan ini, sehingga lebih banyak ibu merasa percaya diri dalam membawa anaknya untuk imunisasi.
2. Sikap Positif terhadap Imunisasi
Ibu dengan sikap yang baik terhadap imunisasi juga lebih mungkin menyelesaikan imunisasi anaknya (p<0,000; OR=2,8). Sikap positif ini dapat terbentuk dari pengalaman pribadi, edukasi yang diterima, serta interaksi dengan tenaga kesehatan dan komunitas. Ibu yang memiliki keyakinan bahwa imunisasi aman dan bermanfaat cenderung lebih patuh terhadap jadwal vaksinasi anaknya. Faktor budaya, kepercayaan, serta pengalaman buruk atau mitos seputar imunisasi dapat mempengaruhi sikap ini. Oleh karena itu, pendekatan komunikasi yang efektif dan berbasis bukti sangat diperlukan untuk meningkatkan sikap positif terhadap imunisasi di masyarakat.
3. Ketersediaan Fasilitas Kesehatan
Semakin mudah akses ke fasilitas kesehatan, semakin tinggi kemungkinan ibu melengkapi imunisasi anaknya (p<0,000; OR=3,4). Faktor ini mencakup jumlah dan distribusi fasilitas kesehatan, serta ketersediaan tenaga kesehatan yang kompeten. Di daerah dengan infrastruktur kesehatan yang baik, ibu lebih mungkin membawa anak mereka untuk imunisasi secara rutin. Namun, di daerah terpencil, tantangan seperti jarak yang jauh, biaya transportasi, dan keterbatasan tenaga kesehatan sering menjadi hambatan. Oleh karena itu, penting untuk memperkuat layanan kesehatan dengan menyediakan fasilitas yang lebih dekat dengan masyarakat serta meningkatkan sistem imunisasi keliling untuk menjangkau daerah yang sulit diakses.
4. Jarak ke Layanan Kesehatan
Ibu yang tinggal lebih dekat dengan fasilitas kesehatan memiliki peluang lebih besar untuk memberikan imunisasi dasar lengkap (p<0,000; OR=3,7). Aksesibilitas layanan kesehatan sangat berperan dalam keberhasilan program imunisasi. Jarak yang jauh sering kali menjadi hambatan bagi ibu untuk membawa anak mereka ke fasilitas kesehatan, terutama di daerah terpencil yang memiliki keterbatasan transportasi. Solusi normatif untuk mengatasi masalah ini mencakup penguatan layanan posyandu di tingkat desa, peningkatan fasilitas kesehatan bergerak seperti imunisasi keliling, serta subsidi transportasi bagi ibu yang tinggal jauh dari pusat layanan kesehatan. Selain itu, perlu adanya koordinasi antara pemerintah daerah dan tenaga kesehatan untuk memastikan distribusi fasilitas kesehatan yang lebih merata, sehingga setiap ibu memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan layanan imunisasi bagi anaknya.
5. Peran Tenaga Kesehatan
Dukungan dan peran aktif tenaga kesehatan sangat berpengaruh dalam meningkatkan cakupan imunisasi (p<0,000; OR=2,9). Tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam memberikan edukasi, menyosialisasikan manfaat imunisasi, serta membangun kepercayaan masyarakat terhadap program imunisasi. Mereka juga bertanggung jawab dalam memastikan ketersediaan vaksin, memberikan pelayanan yang ramah serta responsif terhadap kebutuhan ibu dan anak, serta melakukan kunjungan rumah bagi ibu yang belum membawa anaknya untuk imunisasi. Selain itu, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan yang berkelanjutan serta penyediaan insentif bagi mereka yang bertugas di daerah terpencil menjadi solusi normatif yang dapat mendukung peningkatan cakupan imunisasi.
6. Dukungan Suami
Suami yang memberikan dukungan penuh terhadap imunisasi anaknya turut meningkatkan peluang cakupan imunisasi dasar lengkap (p<0,000; OR=2,5). Dukungan ini dapat berupa dorongan moral, keterlibatan dalam pengambilan keputusan terkait imunisasi, serta memberikan bantuan logistik seperti menemani ibu dan anak ke fasilitas kesehatan. Selain itu, suami yang memiliki pemahaman tentang pentingnya imunisasi cenderung lebih aktif dalam memastikan anak mereka mendapatkan vaksinasi tepat waktu. Program edukasi yang melibatkan suami dalam promosi kesehatan dapat menjadi solusi normatif yang efektif untuk meningkatkan keterlibatan mereka dalam mendukung imunisasi anak.
Sementara itu, faktor pekerjaan ibu tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap cakupan imunisasi (p=0,379). Hal ini menunjukkan bahwa pekerjaan ibu bukanlah hambatan utama dalam pemberian imunisasi dasar lengkap.
Kesimpulan dan Rekomendasi
Hasil penelitian ini menegaskan bahwa cakupan imunisasi dasar lengkap tidak hanya bergantung pada ketersediaan vaksin, tetapi juga pada faktor-faktor sosial dan aksesibilitas layanan kesehatan. Untuk meningkatkan cakupan imunisasi di Banggai Laut, beberapa langkah strategis yang bisa dilakukan antara lain:
- Meningkatkan edukasi kepada ibu mengenai pentingnya imunisasi melalui penyuluhan dan media informasi agar mereka memahami manfaat, jadwal, dan efek samping imunisasi.
- Mempermudah akses ke fasilitas kesehatan dengan menyediakan layanan imunisasi keliling, memperkuat posyandu di tingkat desa, dan memberikan subsidi transportasi bagi ibu yang tinggal jauh dari fasilitas kesehatan.
- Meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam memberikan edukasi, menyosialisasikan manfaat imunisasi, serta melakukan kunjungan rumah bagi ibu yang belum membawa anaknya untuk imunisasi.
- Mendorong peran suami dan keluarga dalam mendukung keputusan imunisasi melalui program edukasi dan peningkatan kesadaran tentang pentingnya keterlibatan mereka dalam kesehatan anak.
Dengan fokus pada faktor-faktor ini, diharapkan cakupan imunisasi dasar lengkap di Banggai Laut dapat meningkat dan mencapai target nasional, sehingga lebih banyak anak terlindungi dari penyakit berbahaya. Mari bersama-sama mendukung imunisasi demi masa depan anak-anak yang lebih sehat!
Sumber:
Madolan A, Thaha RM, Syafar M, Nasir S, Jafar N, Arsin AA. Factors Affecting Maternal Behavior in Achieving Complete Basic Immunization for Toddlers Aged 12–23 in Banggai Laut Regency, Indonesia. Natl J Community Med [Internet]. 2025 Feb. 1 [cited 2025 Feb. 1];16(02):193-200. Available from: https://www.njcmindia.com/index.php/file/article/view/4979