Tahun 2011, sekitar 6,9 juta anak di bawah usia 5 tahun meninggal dunia, dan sepertiga dari jumlah tersebut disebabkan oleh peningkatan kerentanan terhadap penyakit akibat kekurangan gizi. Kira-kira 178 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami stunting, 55 juta mengalami wasting, dan 19 juta di antaranya tergolong parah dan berisiko tinggi mengalami kematian prematur. Sebagian besar anak-anak ini berasal dari Afrika sub-Sahara dan Asia Tengah-Selatan. Di tingkat global, lebih dari 2 miliar orang berisiko mengalami kekurangan vitamin A, yodium, dan/atau zat besi. Kekurangan zat gizi mikro lain yang menjadi perhatian kesehatan masyarakat meliputi seng, folat, dan vitamin B.
Faktor risiko utama untuk kekurangan gizi pada anak-anak termasuk berat badan lahir rendah, pemberian ASI yang tidak memadai, pemberian makanan pendamping yang tidak tepat, dan infeksi berulang. Penyakit menular seringkali bersamaan dengan kekurangan zat gizi mikro dan menunjukkan interaksi kompleks yang mengarah pada siklus kekurangan gizi dan infeksi yang mematikan. Diare bersamaan dengan pemilihan dan konsumsi makanan pendamping yang buruk merupakan penyumbang utama kekurangan gizi.
Strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini meliputi promosi pemberian ASI, suplementasi mikronutrien dalam makanan, pencegahan kekurangan protein-energi, dan peningkatan standar persiapan dan kebersihan makanan pendamping yang tersedia. Pemberian ASI yang diberikan secara universal, suplementasi mikronutrien dalam makanan, pencegahan kekurangan protein-energi, dan perbaikan dalam standar persiapan dan kebersihan makanan pendamping yang tersedia dapat mencegah sekitar seperempat kematian anak di bawah usia 36 bulan dan mengurangi prevalensi stunting pada usia 36 bulan sekitar sepertiga.
Namun, ada tantangan besar dalam mewujudkan strategi ini. Tingkat cakupan median untuk berbagai intervensi di seluruh dunia berkisar dari 50% hingga 80%. Ini berarti bahwa sejumlah besar anak-anak di berbagai negara masih belum mendapatkan manfaat dari intervensi-intervensi penting ini. Beberapa intervensi, seperti inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif di bawah usia 6 bulan serta penanganan penyakit anak-anak, memiliki tingkat cakupan yang rendah dan stagnan. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi-intervensi yang memerlukan sistem kesehatan yang kuat atau perubahan perilaku tampaknya terhenti dan perlu dievaluasi ulang untuk menemukan cara yang lebih efektif dalam penyampaian.
Malnutrisi pada anak |
Kekurangan gizi pada anak-anak bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah hak asasi manusia. Setiap anak berhak mendapatkan gizi seimbang dan cukup untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Oleh karena itu, kita memiliki tanggung jawab moral untuk terus bekerja keras dalam memerangi malnutrisi pada anak-anak di seluruh dunia.
Mengapa Malnutrisi pada Anak Masih Menjadi Masalah Global
Meskipun kita telah membuat kemajuan dalam mengatasi masalah malnutrisi pada anak-anak selama beberapa dekade terakhir, tantangan yang dihadapi masih besar. Malnutrisi pada anak-anak bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga merupakan masalah hak asasi manusia. Setiap anak berhak mendapatkan makanan yang cukup untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, dan ini adalah hak yang harus dijamin oleh masyarakat global.
Salah satu statistik yang paling mencengangkan dari abstrak jurnal ini adalah bahwa pada tahun 2011, sekitar 6,9 juta anak di bawah usia 5 tahun meninggal dunia. Dari jumlah ini, sepertiga di antaranya meninggal karena mereka lebih rentan terhadap penyakit akibat kekurangan gizi. Ini adalah angka yang mengejutkan dan menyedihkan, terutama jika kita mempertimbangkan bahwa masalah ini sebagian besar dapat dicegah.
Selain itu, sekitar 178 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami stunting, 55 juta mengalami wasting, dan 19 juta di antaranya mengalami kekurangan gizi yang parah. Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi ini berisiko lebih tinggi mengalami kematian prematur. Masalah ini, meskipun tersebar di seluruh dunia, secara signifikan mempengaruhi anak-anak di sub-Sahara Afrika dan Asia Tengah-Selatan. Hal ini menunjukkan bahwa masalah malnutrisi tidak hanya terbatas pada daerah tertentu, tetapi merupakan masalah global yang memerlukan perhatian serius.
Faktor Risiko dan Penyebab Malnutrisi pada Anak
Untuk memahami masalah malnutrisi pada anak-anak, kita perlu melihat lebih dalam pada faktor-faktor risiko yang menyebabkannya. Dalam abstrak jurnal ini, beberapa faktor risiko utama yang disebutkan meliputi:
- Berat Badan Lahir Rendah: Anak-anak yang lahir dengan berat badan rendah memiliki risiko lebih tinggi mengalami kekurangan gizi. Berat badan yang rendah saat lahir dapat menjadi indikator masalah gizi pada masa awal kehidupan.
- Pemberian ASI yang Tidak Memadai: Pemberian ASI yang tidak memadai atau kurangnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan dapat mengarah pada kekurangan gizi. ASI adalah sumber gizi yang sangat penting untuk bayi.
- Pemberian Makanan Pendamping yang Tidak Tepat: Saat bayi mulai menerima makanan pendamping, penting untuk memastikan makanan tersebut kaya akan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Pemberian makanan yang tidak tepat dapat menyebabkan kekurangan gizi.
- Infeksi Berulang: Infeksi yang sering kembali juga dapat berkontribusi pada kekurangan gizi pada anak-anak. Infeksi dapat mengganggu penyerapan nutrisi dalam tubuh.
- Diare: Diare adalah penyumbang utama kekurangan gizi pada anak-anak. Diare dapat menyebabkan hilangnya nutrisi penting dari tubuh dan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
- Kekurangan Mikronutrien: Selain kekurangan protein dan energi, kekurangan zat gizi mikro seperti vitamin A, yodium, zat besi, seng, folat, dan vitamin B juga menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius.
Dengan memahami faktor-faktor risiko ini, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif dalam mengatasi masalah malnutrisi pada anak-anak.
Strategi untuk Memerangi Malnutrisi pada Anak
Abstrak jurnal ini juga mencakup sejumlah strategi yang telah diidentifikasi untuk mengatasi masalah malnutrisi pada anak-anak. Beberapa strategi tersebut termasuk:
- Promosi Pemberian ASI: Salah satu langkah paling awal dan penting dalam mencegah malnutrisi adalah mendorong pemberian ASI. ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi dan melindungi mereka dari berbagai penyakit.
- Suplementasi Mikronutrien: Memberikan suplemen mikronutrien dalam makanan dapat membantu mengatasi kekurangan zat gizi mikro yang umum terjadi. Ini dapat dilakukan melalui program suplementasi atau penambahan mikronutrien ke dalam makanan.
- Pencegahan Kekurangan Protein-Energi: Mencegah kekurangan protein-energi melalui pemantauan pertumbuhan anak dan memberikan makanan yang adekuat dalam hal protein dan energi sangat penting.
- Peningkatan Standar Persiapan dan Kebersihan Makanan Pendamping: Memastikan makanan pendamping yang disiapkan dan dikonsumsi oleh anak-anak adalah aman, bersih, dan mengandung nutrisi yang diperlukan.
Semua strategi ini memiliki potensi untuk mengurangi angka kematian anak-anak dan mengurangi prevalensi stunting. Namun, ada tantangan dalam menerapkan strategi ini secara efektif di seluruh dunia.
Tantangan dalam Mengatasi Malnutrisi pada Anak
Meskipun ada strategi yang efektif untuk mengatasi malnutrisi pada anak-anak, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam implementasi mereka. Salah satunya adalah tingkat cakupan yang beragam untuk berbagai intervensi.
Dalam banyak negara, tingkat cakupan untuk beberapa intervensi, seperti inisiasi menyusui dini dan pemberian ASI eksklusif di bawah usia 6 bulan, masih rendah. Ini berarti bahwa banyak anak tidak mendapatkan manfaat dari intervensi-intervensi penting ini. Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan upaya lebih lanjut dalam meningkatkan cakupan intervensi tersebut.
Selain itu, beberapa intervensi tampaknya mengalami kemajuan yang terhambat. Ini termasuk kasus penanganan penyakit anak-anak. Dengan tingkat cakupan yang stagnan atau bahkan menurun, perlu ada upaya yang lebih besar untuk memahami mengapa intervensi ini tidak efektif dan bagaimana cara meningkatkannya.
Kesimpulan
Masalah malnutrisi pada anak-anak adalah masalah serius yang mempengaruhi jutaan anak di seluruh dunia. Meskipun telah ada kemajuan dalam mengatasi masalah ini, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Setiap anak berhak mendapatkan gizi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, dan ini adalah hak yang harus dijamin oleh masyarakat global.
Strategi seperti promosi pemberian ASI, suplementasi mikronutrien, pencegahan kekurangan protein-energi, dan perbaikan dalam standar persiapan dan kebersihan makanan pendamping dapat membantu mengatasi masalah malnutrisi pada anak-anak. Namun, tantangan dalam meningkatkan cakupan dan efektivitas intervensi ini harus diatasi dengan serius.
Mengatasi masalah malnutrisi pada anak-anak adalah langkah penting dalam membangun masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Semua pihak, termasuk pemerintah, organisasi internasional, dan masyarakat umum, harus bekerja sama untuk mengakhiri malnutrisi pada anak-anak dan memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Itu adalah tanggung jawab kita sebagai warga dunia untuk memastikan bahwa hak-hak anak-anak di seluruh dunia dihormati dan dilindungi.
Referensi:
Bhutta ZA, Salam RA. Global nutrition epidemiology and trends. Ann Nutr Metab. 2012;61 Suppl 1:19-27. doi: 10.1159/000345167. Epub 2013 Jan 21. PMID: 23343944.
Baca : Jurnal terkait