Peran dan tugas Kesehatan Masyarakat dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak semakin kompleks. Kompetensi petugas kesehatan masyarakat untuk menjaga kesehatan ibu dan anak dengan berbagai program pencegahan dan konseling mendorong perlunya keterlibatan aktif mereka.
Secara garis besar Peran Kesehatan Masyarakat dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak dapat digambarkan dari beberapa peran utama, yaitu:
Peran Intervensi
Fakta bahwa di negara berkembang, rata-rata ibu hamil hanya memeriksakan kandungannya satu atau dua kali merupakan salah satu dari segelintir masalah kesehatan ibu dan anak. Hal inilah yang mendorong perlunya intervensi dan mendorong upaya sosialisasi. Tenaga kesehatan masyarakat adalah tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan untuk mengintervensi perubahan perilaku manusia, termasuk ibu dan anak.
Intervensi ini harus menggunakan pendekatan yang tepat dengan mempertimbangkan aspek psikologi, budaya, kebiasaan, dan hal lainnya. Kader kesehatan masyarakat dituntut untuk mampu mengubah paradigma berpikir serta perilaku seorang ibu agar dapat hidup sehat dan sesuai dengan anjuran bagi ibu hamil, bersalin dan menyusui, plus bagi bayi baru lahir dan anak prasekolah.
Peran Manajemen dan Perencanaan Program
Sudah menjadi rahasia umum bahwa tenaga kesehatan masyarakat adalah tenaga kesehatan yang menitikberatkan pada fungsi manajemen dan perencanaan program kesehatan. Fungsi manajemen erat kaitannya dengan melakukan upaya pengaturan suatu program yang akan dilaksanakan. Belum lagi kemampuan tenaga Kesehatan Masyarakat untuk merancang program yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Di berbagai tatanan pelayanan kesehatan, seperti pusKesehatan Masyarakat, petugas kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam merancang program kesehatan. Hal ini menjadi dasar besarnya potensi tenaga Kesehatan Masyarakat dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Berbagai program kesehatan sebenarnya telah menjamur dan banyak juga yang dilaksanakan di Indonesia. Yang paling populer tentu saja posyandu.
Posyandu merupakan wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari KB kepada masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan dan bimbingan teknis dari tenaga kesehatan dan keluarga, dengan 3 tujuan utama yaitu membina kelangsungan hidup anak, pembinaan perkembangan anak, dan peningkatan kapasitas kerja.
Namun, pertanyaannya sekarang seberapa efektifkah posyandu ini? Apalagi jika melihat fakta bahwa angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, sekitar 307 per 100 ribu kelahiran. Bahkan, yang terbaru, pemerintah mencanangkan Kebijakan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sebagai upaya mendongkrak kinerja program dan tempat pelayanan kesehatan.
Di sinilah peran tenaga Kesehatan Masyarakat dalam mengevaluasi program-program kesehatan, dan bila perlu melakukan revitalisasi program-program tersebut untuk mendorong peningkatan kesehatan ibu dan anak.
Peran Pemberdayaan
Pemberdayaan ibu dan anak agar tetap sehat merupakan salah satu hal yang harus disadari oleh petugas Kesehatan Masyarakat. Peran mereka dalam membentuk paradigma sehat (menjaga masyarakat agar tetap sehat) bagi ibu dan anak perlu mendapat perhatian. Dalam mewujudkan hal tersebut, petugas Kesehatan menyadari betul adanya aspek preventif, promotif dan rehabilitatif yang harus saling berkesinambungan karena upaya pemberdayaan bukanlah perkara mudah.
Banyak aspek yang dapat menjadi faktor penentu keberhasilan pemberdayaan ini. Budaya dan psikologi ibu dan anak itu sendiri. Namun, bukan tidak mungkin upaya pemberdayaan ini juga dapat dilakukan. Metode pendekatan yang dipilih harus tepat agar lebih mudah menjalin hubungan emosional yang baik dengan ibu dan anak. Diharapkan peran pemberdayaan yang dilakukan oleh kader kesehatan masyarakat akan menciptakan penurunan angka kematian ibu dan anak.
Demikian ulasan tentang Peran Kesehatan Masyarakat Dalam Peningkatan Kesehatan Ibu Dan Anak semoga bermanfaat.