Suka duka menjadi tenaga kesehatan (Nakes) dalam melakukan pelayanan kesehatan dimasyarakat menjadi cerita menarik. Sebagai pelayan masyarakat tentunya tidak lepas dari beragam aspek yang menyertai proses pelayanan, menolong masyarakat yang bermasalah kesehatan. Aspek sosial budaya, geografis, ekonomi dan lainnya turut mempengaruhi proses pelayanan.
Seperti yang baru-baru ini terjadi, yaitu terbakarnya KM. Fungka Permata V, tepatnya hari Jumat, 14 September 2018, pukul 16.45 WITA di sekitar perairan Desa Togong Sagu Kecamatan Bangkurung Kabupaten Banggai Laut dengan 127 korban selamat, 10 korban meninggal dan beberapa orang dikabarkan hilang (sedang dalam pencarian).
Pada kejadian tersebut tentunya akan membutuhkan pelayanan kesehatan darurat dan maksimal untuk menolong para korban. Namun perlu diketahui bahwa Desa Togong sagu sebagai satu-satunya desa tempat evakuasi korban merupakan salah satu desa terluar yang ada di Kabupaten Banggai Laut.
Untuk menuju ke desa tersebut membutuhkan waktu 7 jam dari ibu kota kabupaten dan 3 jam dari ibu kota kecamatan. Itu pun tidak ada kapal transportasi umum yang khusus menuju desa tersebut, sehingga untuk menuju ke desa tersebut masyarakat menggunakan kapal-kapal perusahan berupa kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut es.
Pada kondisi darurat tersebut, kita bisa membayangkan betapa dibutuhkannya pelayanan kesehatan oleh tenaga yang kompoten. Untungnya, di Desa Togong Sagu sebelumnya telah ditugaskan seorang Bidan Desa dan seorang perawat yang bertugas melakukan pelayanan kesehatan di desa tersebut.
Mereka bersama masyarakat berupaya keras melakukan pertolongan pertama kepada para korban yang telah dievakuasi ke desa Togong Sagu sebelum mendapat pertolongan dari berbagai pihak. Korban meliputi luka bakar, luka benturan, dan lainnya perlu dilakukan penanganan segera. Bantuan pakaian dari masyarakat setempat juga dilakukan kepada para korban yang sebagian besar melepas busana luar saat berenang.
Dapat dibayangkan, 2 (dua) tenaga kesehatan melayani ratusan korban dalam waktu yang singkat dan darurat. Ini bukanlah pekerjaan mudah di daerah sangat terpencil tanpa akses jaringan telepon untuk bisa bertanya kepada siapapun. Semua dilakukan dengan mengandalkan keahlian dan ketrampilan sendiri serta peralatan terbatas sambil menunggu hingga para korban dievakuasi ke Ibu Kota Kabupaten Banggai Laut.
Melihat kerja keras yang telah mereka lakukan, tepatnya pagi tadi (19 september 2018) di Taman Kota Kabupaten Banggai Laut, mereka (2 tenaga kesehatan) diberikan piagam penghargaan oleh Kapolres Banggai Kepulauan, yang diserahkan bersama Wakil Bupati Kabupaten Banggai Laut atas jasa yang telah mereka lakukan. Selain piagam, mereka juga diberikan "bingkisan amplop" yang jumlahnya kami tidak ketahui.
Kedua tenaga kesehatan tersebut adalah adalah sebagai berikut:
1. Surlina Irina Mildayana, A.Md.Keb.
Beliau adalah tenaga bidan desa yang sudah bertugas di Desa Togong Sagu kurang lebih 2 tahun. Status pegawai sekarang sebagai CPNS.
2. Nurmawati AT Sintua
Beliau adalah tenaga perawat yang sudah bertugas kurang lebih 15 tahun. Status pegawai sebagai PNS.
Untuk menerima piagam dan "bingkisan" tersebut, mereka berdua berangkat dari Desa Togong Sagu menuju Ibu Kota Kabupaten Banggai Laut dengan menggunakan perahu carteran. Namun demikian, mereka cukup bersukur atas perhatian yang telah diberikan kepada mereka, sebagaimana yang telah dituliskan melalui kontak WA saat kami hubungi:
Mereka hanya berharap agar tenaga-tenaga kesehatan yang ada di daerah terpencil/sangat terpencil lebih diperhatikan keberadaannya. Seperti yang dituliskannya seperti berikut ini:
Kami sealaku admin di Mitra Kesmas juga memiliki harapan yang sama, semoga dengan kejadian ini dapat menjadi perhatian bagi para pengambil kebijakan untuk lebih memperhatikan pelayanan kesehatan yang ada di daerah terpencil/sangat terpencil, baik dari segi tenaga kesehatannya maupun dari segi sarana prasarana. Ucapan terimakasih dan apresiasi pula kami haturkan kepada kedua teman sejawat tersebut yang telah bekerja keras demi kemanusiaan. Semoga amal dan ibadahnya menjadi berkah untuk mereka dan masyarakat secara umum. Amin
Itulah sekilas informasi suka duka pelayanan kesehatan tenaga kesehatan yang menolong korban KM Fungka Permata V dan akhirnya mendapat pagam penghargaan dari Kapolres Banggai Kepulauan.
Silakan bagikan tulisan ini dan berikan komentar positif anda melalui kolom komentar yang telah kami sediakan dibawah.
Seperti yang baru-baru ini terjadi, yaitu terbakarnya KM. Fungka Permata V, tepatnya hari Jumat, 14 September 2018, pukul 16.45 WITA di sekitar perairan Desa Togong Sagu Kecamatan Bangkurung Kabupaten Banggai Laut dengan 127 korban selamat, 10 korban meninggal dan beberapa orang dikabarkan hilang (sedang dalam pencarian).
Pada kejadian tersebut tentunya akan membutuhkan pelayanan kesehatan darurat dan maksimal untuk menolong para korban. Namun perlu diketahui bahwa Desa Togong sagu sebagai satu-satunya desa tempat evakuasi korban merupakan salah satu desa terluar yang ada di Kabupaten Banggai Laut.
Untuk menuju ke desa tersebut membutuhkan waktu 7 jam dari ibu kota kabupaten dan 3 jam dari ibu kota kecamatan. Itu pun tidak ada kapal transportasi umum yang khusus menuju desa tersebut, sehingga untuk menuju ke desa tersebut masyarakat menggunakan kapal-kapal perusahan berupa kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut es.
Pada kondisi darurat tersebut, kita bisa membayangkan betapa dibutuhkannya pelayanan kesehatan oleh tenaga yang kompoten. Untungnya, di Desa Togong Sagu sebelumnya telah ditugaskan seorang Bidan Desa dan seorang perawat yang bertugas melakukan pelayanan kesehatan di desa tersebut.
Mereka bersama masyarakat berupaya keras melakukan pertolongan pertama kepada para korban yang telah dievakuasi ke desa Togong Sagu sebelum mendapat pertolongan dari berbagai pihak. Korban meliputi luka bakar, luka benturan, dan lainnya perlu dilakukan penanganan segera. Bantuan pakaian dari masyarakat setempat juga dilakukan kepada para korban yang sebagian besar melepas busana luar saat berenang.
Dapat dibayangkan, 2 (dua) tenaga kesehatan melayani ratusan korban dalam waktu yang singkat dan darurat. Ini bukanlah pekerjaan mudah di daerah sangat terpencil tanpa akses jaringan telepon untuk bisa bertanya kepada siapapun. Semua dilakukan dengan mengandalkan keahlian dan ketrampilan sendiri serta peralatan terbatas sambil menunggu hingga para korban dievakuasi ke Ibu Kota Kabupaten Banggai Laut.
Melihat kerja keras yang telah mereka lakukan, tepatnya pagi tadi (19 september 2018) di Taman Kota Kabupaten Banggai Laut, mereka (2 tenaga kesehatan) diberikan piagam penghargaan oleh Kapolres Banggai Kepulauan, yang diserahkan bersama Wakil Bupati Kabupaten Banggai Laut atas jasa yang telah mereka lakukan. Selain piagam, mereka juga diberikan "bingkisan amplop" yang jumlahnya kami tidak ketahui.
Surlina (Kiri) dan Nurmawati (Kanan): Foto memegang piagam penghargaan dari Kapolres Bangkep |
Kedua tenaga kesehatan tersebut adalah adalah sebagai berikut:
1. Surlina Irina Mildayana, A.Md.Keb.
Beliau adalah tenaga bidan desa yang sudah bertugas di Desa Togong Sagu kurang lebih 2 tahun. Status pegawai sekarang sebagai CPNS.
2. Nurmawati AT Sintua
Beliau adalah tenaga perawat yang sudah bertugas kurang lebih 15 tahun. Status pegawai sebagai PNS.
Foto Bersama Kapolres Bangkep Pasca Penyerahan Piagam |
Untuk menerima piagam dan "bingkisan" tersebut, mereka berdua berangkat dari Desa Togong Sagu menuju Ibu Kota Kabupaten Banggai Laut dengan menggunakan perahu carteran. Namun demikian, mereka cukup bersukur atas perhatian yang telah diberikan kepada mereka, sebagaimana yang telah dituliskan melalui kontak WA saat kami hubungi:
"Sedikit at baxk km syukur wlu cm ckp byr kpl td mlm kami carter dr togong sagu..."
Mereka hanya berharap agar tenaga-tenaga kesehatan yang ada di daerah terpencil/sangat terpencil lebih diperhatikan keberadaannya. Seperti yang dituliskannya seperti berikut ini:
"Iya, mdh2an dng kejadian ini kami berharap smg petugas2 d daerah yg sangat2 terpencil lbh d perhatikan,,,".
Kami sealaku admin di Mitra Kesmas juga memiliki harapan yang sama, semoga dengan kejadian ini dapat menjadi perhatian bagi para pengambil kebijakan untuk lebih memperhatikan pelayanan kesehatan yang ada di daerah terpencil/sangat terpencil, baik dari segi tenaga kesehatannya maupun dari segi sarana prasarana. Ucapan terimakasih dan apresiasi pula kami haturkan kepada kedua teman sejawat tersebut yang telah bekerja keras demi kemanusiaan. Semoga amal dan ibadahnya menjadi berkah untuk mereka dan masyarakat secara umum. Amin
Itulah sekilas informasi suka duka pelayanan kesehatan tenaga kesehatan yang menolong korban KM Fungka Permata V dan akhirnya mendapat pagam penghargaan dari Kapolres Banggai Kepulauan.
Silakan bagikan tulisan ini dan berikan komentar positif anda melalui kolom komentar yang telah kami sediakan dibawah.
Mantap Artikelnya. Moga Kedepannya semua tenaga kesehatan yang berada didaerah dapat lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat bukan hanya di daerah terpencil.
BalasHapusHehehe... Terima kasih. Amin. Semoga pelayanan lebih ditingkatkan dan sumber daya juga semakin ditingkatkan.
Hapus