Perdarahan saluran cerna dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu:
Tanda-tanda terjadinya dua penyakit tersebut berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya silakan perhatikan uraian berikut.
Manifestasi perdarahan saluran cerna bervariasi mulai dengan perdarahan masif yang mengancam jiwa hingga perdarahan samar yang tidak dirasakan. Hematemesis (muntah darah) menunjukkan perdarahan dari saluran cerna bagian atas, proksimal dari ligamentum Treitz. Melena (feses/kotoran berwarna hita) biasanya akibat perdarahan saluran cerna bagian atas, meskipun demikian perdarahan dari usus halus atau kolon bagian kanan, juga dapat menimbulkan melena.
Di Indonesia perdarahan karena ruptur varises gastroesofagus merupakan penyebab tersering yaitu sekitar 50-60%, gastritis erosif sekitar 25-30%, tukak peptik sekitar 10-15% dan karena sebab lainnya.Pasien dapat datang dengan keluhan muntah darah berwarna hitam seperti bubuk kopi (hematemesis) atau buang air besar berwarna hitam seperti ter atau aspal (melena).
Gejala klinis lainya sesuai dengan komorbid, seperti penyakit hati kronis, penyakit paru, penyakit jantung, penyakit ginjal dsb.
Pada anamnesis yang perlu ditanyakan adalah riwayat penyakit hati kronis, riwayat dispepsia, riwayat mengkonsumsi NSA1D, obat rematik, alk0h0l, j4mu- j4muan, obat untuk penyakit jantung, obat stroke, riwayat penyakit ginjal, riwayat penyakit paru dan adanya perdarahan ditempat lainnya. Riwayat muntah-muntah sebelum terjadinya hematemesis sangat mendukung kemungkinan adanya sindroma Mallory Weiss.
- Perdarahan saluran cerna bagian atas; dan
- Perdarahan saluran cerna bagian bawah.
Tanda-tanda terjadinya dua penyakit tersebut berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya silakan perhatikan uraian berikut.
Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas
Manifestasi perdarahan saluran cerna bervariasi mulai dengan perdarahan masif yang mengancam jiwa hingga perdarahan samar yang tidak dirasakan. Hematemesis (muntah darah) menunjukkan perdarahan dari saluran cerna bagian atas, proksimal dari ligamentum Treitz. Melena (feses/kotoran berwarna hita) biasanya akibat perdarahan saluran cerna bagian atas, meskipun demikian perdarahan dari usus halus atau kolon bagian kanan, juga dapat menimbulkan melena.
Di Indonesia perdarahan karena ruptur varises gastroesofagus merupakan penyebab tersering yaitu sekitar 50-60%, gastritis erosif sekitar 25-30%, tukak peptik sekitar 10-15% dan karena sebab lainnya.Pasien dapat datang dengan keluhan muntah darah berwarna hitam seperti bubuk kopi (hematemesis) atau buang air besar berwarna hitam seperti ter atau aspal (melena).
Gejala klinis lainya sesuai dengan komorbid, seperti penyakit hati kronis, penyakit paru, penyakit jantung, penyakit ginjal dsb.
Pada anamnesis yang perlu ditanyakan adalah riwayat penyakit hati kronis, riwayat dispepsia, riwayat mengkonsumsi NSA1D, obat rematik, alk0h0l, j4mu- j4muan, obat untuk penyakit jantung, obat stroke, riwayat penyakit ginjal, riwayat penyakit paru dan adanya perdarahan ditempat lainnya. Riwayat muntah-muntah sebelum terjadinya hematemesis sangat mendukung kemungkinan adanya sindroma Mallory Weiss.
Perdarahan Saluran Cerna |
Perdarahan Saluran Cerna Bagian Bawah
Perdarahan saluran cerna bagian bawah umumnya didefinisikan sebagai perdarahan yang berasal dari usus di sebelah bawah ligamentum Treitz. Hematokezia diartikan darah segar yang keluar melalui anus dan merupakan manifestasi tersering dari perdarahan saluran cerna bagian bawah.
Penyebab tersering dari saluran cerna bagian bawah antara lain perdarahan divertikel kolon, angiodisplasia dan kolitis iskemik. Perdarahan saluran cerna bagian bawah yang kronik dan berulang biasanya berasal dari hemoroid dan neoplasia kolon.
Tanda-tanda atau keluhan yang ada jika seseorang mengalami perdarahan saluran pencernaan bagian bawah adalah sebagai berikut:
- Darah segar yang keluar melalui anus (hematokezia).
- Umumnya melena (feses berwarna hitam) menunjukkan perdarahan di saluran cerna bagian atas atau usus halus, namun demikian melena dapat juga berasal dari perdarahan kolon sebelah kanan dengan perlambatan mobilitas.
- Perdarahan dari divertikulum (pembengkakan pada dinding usus) biasanya tidak nyeri. Tinja biasanya berwarna merah marun, kadang-kadang bisa juga menjadi merah. Umumnya terhenti secara spontan dan tidak berulang.
- Hemoroid (wasir) dan fisura ani (sobekan jaringan kulit dan mukosa yang melapisi anus) biasanya menimbulkan perdarahan dengan warna merah segar tetapi tidak bercampur dengan faeces.
- Penderita dengan perdarahan samar saluran cerna kronik umumnya tidak ada gejala atau kadang hanya rasa lelah akibat anemia.
Selain tanda-tanda yang disebutkan, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh tenaga medis. Oleh karena itu, jika terdapat tanda-tanda sebagaimana yang disebutkan diatas, maka segera bawa penderita ke fasilitas kesehatan terdekat.