Skistosomiasis atau dikenal juga sebagai demam cacing merupakan penyakit yang terdapat di Indonesia khususnya di Lembah Napu dan sekitar Danau Lindu Provinsi Sulawesi Tengah. Skistosoma adalah salah satu penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh cacing trematoda dari genus schistosoma (blood fluke). Cacing parasit ini hidup di air tawar di negara tropis dan sub tropis tertentu.
Terdapat tiga spesies cacing trematoda utama yang menjadi penyebab skistosomiasis yaitu Schistosoma japonicum, Schistosoma haematobium dan Schistosoma mansoni. Spesies yang kurang dikenal yaitu Schistosoma mekongi dan Schistosoma intercalatum. Di Indonesia spesies yang paling sering ditemukan adalah Schistosoma japonicum khususnya di daerah lembah Napu dan sekitar danau Lindu di Sulawesi Tengah.
Untuk menginfeksi manusia, Schistosoma memerlukan keong sebagai intermediate host. Penularan Schistosoma terjadi melalui serkaria yang berkembang dari host dan menembus kulit pasien dalam air.
Skistosomiasis terjadi karena reaksi imunologis terhadap telur cacing yang terperangkap dalam jaringan. Prevalensi Schistosomiasis di lembah Napu dan danau Lindu berkisar 17% hingga 37%.
Keluhan yang timbul pada penderita skistosomiasis adalah sebagai berikut:
Orang-orang yang beresiko terserang skistosomiasis adalah mereka yang tinggal atau datang berkunjung ke daerah endemik di sekitar lembah Napu dan Lindu, Sulawesi Tengah dan mempunyai kebiasaan terpajan dengan air, baik di sawah maupun danau di wilayah tersebut.
Yang perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya serangan skistosomiasis adalah:
Terdapat tiga spesies cacing trematoda utama yang menjadi penyebab skistosomiasis yaitu Schistosoma japonicum, Schistosoma haematobium dan Schistosoma mansoni. Spesies yang kurang dikenal yaitu Schistosoma mekongi dan Schistosoma intercalatum. Di Indonesia spesies yang paling sering ditemukan adalah Schistosoma japonicum khususnya di daerah lembah Napu dan sekitar danau Lindu di Sulawesi Tengah.
Untuk menginfeksi manusia, Schistosoma memerlukan keong sebagai intermediate host. Penularan Schistosoma terjadi melalui serkaria yang berkembang dari host dan menembus kulit pasien dalam air.
Skistosomiasis terjadi karena reaksi imunologis terhadap telur cacing yang terperangkap dalam jaringan. Prevalensi Schistosomiasis di lembah Napu dan danau Lindu berkisar 17% hingga 37%.
Keluhan yang timbul pada penderita skistosomiasis adalah sebagai berikut:
- Pada fase akut, pasien biasanya datang dengan keluhan demam, nyeri kepala, nyeri tungkai, urtikaria, bronkitis, nyeri abdominal. Biasanya terdapat riwayat terpapar dengan air misalnya danau atau sungai 4-8 minggu sebelumnya, yang kemudian berkembang menjadi ruam kemerahan (pruritic rash).
- Pada fase kronis, keluhan pasien tergantung pada letak lesi misalnya:
- Buang air kecil darah (hematuria), rasa tak nyaman hingga nyeri saat berkemih, disebabkan oleh urinary schistosomiasis biasanya disebabkan oleh S. hematobium.
- Nyeri abdomen dan diare berdarah biasanya disebabkan oleh intestinal skistosomiasis, biasanya disebabkan oleh S. mansoni, S. Japonicum juga S. Mekongi.
- Pembesaran perut, kuning pada kulit dan mata disebabkan oleh hepatosplenic skistosomiasis yang biasanya disebabkan oleh S. Japonicum.
Skistosomiasis |
Orang-orang yang beresiko terserang skistosomiasis adalah mereka yang tinggal atau datang berkunjung ke daerah endemik di sekitar lembah Napu dan Lindu, Sulawesi Tengah dan mempunyai kebiasaan terpajan dengan air, baik di sawah maupun danau di wilayah tersebut.
Yang perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya serangan skistosomiasis adalah:
- Hindari berenang atau menyelam atau bahkan hanya sekedar pergi di danau atau sungai di daerah endemik skistosomiasis.
- Minum air yang sudah dimasak untuk menghindari penularan lewat air yang terkontaminasi.