Sebelumnya kami telah membagikan informasi tentang Pengertian Komunikasi Massa, selanjutnya kami akan membagikan informasi mengenai model-model komunikasi massa yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan penyuluhan kesehatan masyarakat.
Terdapat 4 model komunikasi massa, yaitu:
Model Jarum Hipodermis (hypodermic needle model)
Pada hakekatnya adalah model komunikasi searah. Model ini beranggapan bahwa media massa mempunyai pengaruh langsung, sangat kuat, segera atau cepat, sangat menentukan terhadap sasaran dan hampir tak ada kekuatan apapun yang dapat menghambatnya. Di sini media massa digambarkan sebagai jarum raksasa yang menyuntik sasaran yang pasif. Menurut Elihu Katz: "model ini menurut para peneliti dahulu didasarkan pada anggapan bahwa:
Media yang sangat berpengaruh mampu memaksakan kehendaknya pada sasaran yang sama sekali tidak berusaha mencoba berpikir lain.
Sasaran dianggap tidak mempunyai hubungan satu sama lain, terikat pada media massa tetap tidak terikat pada kelompoknya.
Model komunikasi dua tahap
Setelah berbagai penelitian Lazarsfeld, Berelson dan Gaudet (1948) mereka memperkenalkan konsep atau "model komunikasi dua tahap".
Tahap pertama adalah pengalihan informasi dari media massa kepada para pemuka pendapat dan ini merupakan bentuk komunikasi massa.
Tahap kedua, dari pemuka pendapat kepada para pengikuttnya atau anggota masyarakat lainnya selain merupakkan pengalihan informasi, yang lebih penting ialah merupakan penyebarluasan pengaruh; ini bukan lagi bentuk komunikasi massa, tetapi komunikasi antar personal. Jadi, dalam model komunikasi dua tahap ini selain diperkenanlkannya orang-orang yang dapat dianggap "kaya informasi" yang disebut pemuka pendapat, diperkenalkannya juga hubungan atau peranan yang sangat erat antara komunikasi personal dan komunikasi massa.
Berbeda dengan model jarum hipodermis yang senantiasa memandang massa sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari individu-individu yang terkait pada media, tetapi terpisah hubungan sosialnya, maka model komunikasi dua tahap memandang massa sebagai individu-individu yang berinteraksi.
Sesudah model ini dipergunakan selama 25 tahun, ditemukan beberapa kelemahan hingga muncul dua model berikutnya.
Model Komunikasi Satu Tahap
Model ini mungkin merupakan penyempurnaan dari model jarum hipodermis. Model satu tahap ini beranggapan bahwa media massa langsung berpengaruh pada sasaran tanpa melalui pemuka pendapat.
Bedanya dengan model jarum hipodermis adalah:
- Model komunikasi satu tahap mengakui bahwa semua media memiliki kekuatan pengaruh yang sama.
- Model ini memperhitungkan peranan selektivitas sebagai faktor yang menentukan penerima sasaran. Artinya, sasaran memilih media massa atau isinya, sasaran berbeda-beda persepsi dan kemampuannya mengingat pesan.
- Model ini mengakui pula kemungkinan timbulnya dampak yang berbeda pada sasarannya dari pesan yang sama.
Model Komunikasi Banyak Tahap
Model ini mencakup semua model yang dibicarakan terdahulu. Model ini dikembangkan berdasarkan pengertian bahwa pada kebanyakan komunikasi terjadi suatu fungsi penyebaran informasi secara astafet kepada sasaran yang jumlahnya besar. Artinya, beberapa sasaran mungkin menerima informasi langsung dari media massa, tetapi beberapa lainnya menerima informasi setelah informasi tersebut melalui beberapa sasaran lainnya.
Demikian informasi yang dapat kami bagikan tentang 4 Model Komunikasi Massa, silakan bagikan melalui tombol BERBAGI yang telah kami sediakan di bawah.
Pembahasan selanjutnya adalah mengenai Komunikasi Massa yang Efektif.
Sumber :
Modul Pelatihan
Pengangkatan Pertama Jabatan Penyuluh Kesehatan Masyarakat Ahli
Pusat Promosi Kesehatan Bekerja Sama dengan Pusdiklat AParatur Kementrian Kesehatan RI
Tahun 2013