Dewasa ini semakin banyak teori dan hipotesa dari penelitian-penelitian kedokteran yang semakin membuka pengetahuan kita untuk dapat menentukan jenis kelamin calon bayi kita, disebutkan ada beberapa cara yang dapat membantu menentukan jenis kelamin calon bayi kita. Untuk lebih mudahnya mari kita bahas satu-persatu metode berikut ini:
A. Saat Bertemunya Sel Sperma dan Sel Telur.
Faktor ini yang diyakini dapat berperan dalam menentukan jenis kelamin calon bayi kita adalah saat bertemunya sel telur dan sel sperma.
Dari penelitian yang sama di universitas Maastricht Belanda disebutkan saat bertemunya sel telur dan sel sperma yang terjadi sebelum proses ovulasi memberikan kesempatan lebih besar untuk memiliki calon bayi berjenis kelamin perempuan.
Sementara pertemuan sel telur dan sel sperma yang terjadi pada saat ovulasi besar kemungkinan untuk memiliki calon bayi laki-laki.
B. Menu Makanan Ibu dan Ayah
Faktor berikutnya yang berperan dalam menentukan jenis kelamin calon bayi adalah menu makanan ibu. Ada teori yang lahir dari penelitian yang dilakukan oleh Departemen Genetika dan Sel Biologi di Universitas Maastricht Belanda pada Tahun 2010 yang menyatakan bahwa dengan asupan nutrisi ibu yang rendah garam dan tinggi kalsium dapat meningkatkan potensi kelahiran bayi berjenis kelamin perempuan.
Sebaliknya, untuk memperbesar kesempatan memperoleh bayi laki-laki, beberapa penelitian lainnya menyarankan ayah untuk mengonsumsi makanan tinggi protein hewani seperti daging sapi rendah lemak, ikan, ayam, susu dan telur.
C. Lendir Va9ina
Jenis kelamin calon bayi juga ditentukan oleh kromosom seks, yang mana kromosom seks untuk bayi perempuan XX, dan kromosom seks untuk bayi laki-laki adalah XY.
Pada prinsipnya sel sperma terdiri dari dua jenis kromosom yakni kromosom X dan kromosom Y, jika sperma kromosom X bertemu dengan sel telur maka calon bayi akan berjenis kelamin perempuan, demikian juga sebaliknya, sel sperma dengan kromosom Y yang bertemu dengan sel telur akan menghasilkan calon bayi berjenis kelamin laki-laki.
Sel sperma dengan kromosom X memiliki kemampuan berenang lebih lambat namun lebih tahan asam, sebaliknya sel sperma dengan kromosom Y memiliki karakteristik berenang lebih cepat namun tidak tahan asam.
Pada prinsipnya kondisi lendir alami vagina bersifat asam, kondisi ini membuat sel sperma dengan kromosom Y menjadi lebih mudah mati sehingga faktor berikutnya yang diyakini dapat berperan menentukan jenis kelamin calon bayi adalah banyaknya lendir vagina saat berhubungan suami istri. Sebelum menjelaskan lebih jauh, ada baiknya kita telusuri lebih dahulu apa yang menjadi faktor penentu jenis kelamin pria dan wanita pada calon bayi.
Jadi jika kita berhasil mengondisikan lendir va9ina menjadi lebih basah, maka hasil pembuahan yang didapat adalah besar kemungkinan memiliki calon bayi berjenis kelamin laki-laki, sebaliknya jika sperma berada di lendir vagina yang lebih asam maka besar kemungkinan memiliki calon bayi berjenis kelamin perempuan.
Oleh karena itu diperlukan kerja sama yang baik antara ibu dan ayah untuk menentukan posisi hubungan suami istri yang mana yang lebih mudah menghasilkan lendir vagina sebelum proses ejakulasi terjadi.
Terakhir, Faktor penentu jenis kelamin calon bayi adalah saat bertemunya sel telur dan sel sperma atau yang di sebut dengan saat pembuahan, dan itulah beberapa faktor yang sering disebut-sebut sebagai faktor utama penentu jenis kelamin calon bayi.
Meskipun demikian, seluruh informasi tersebut masih bersifat hipotesa dan teori sehingga memerlukan serangkaian penelitian lebih lanjut untuk memastikannya. Namun tidak ada salahnya untuk mencobanya, selamat mencoba.
Demikianlah yang dapat kami bagikan kepada Mitra Kesehatan Masyarakat, semoga bermanfaat. Silakan bagikan kepada teman lainnya yang mungkin mereka akan membutuhkan.